1. LATAR BELAKANG MASALAH
Latar
belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan
penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis
dalam bentuk uraian paparan, atau poin-poinnya saja. Pada bagian ini
dikemukakan :
1. Pentingnya masalah masalah yang akan
dibahas.
2. Telaah pustaka yang telah ada tentang
teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3. Manfaat praktis hasil bahasan.
4. Perumusan masalah pokok yang dibahas
secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan .
Dalam bagian
latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab memilih judul atas
permasalahan tersebut. Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain:
a.
Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja
yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari pemecahannya karena berbahaya
apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan penelitian.
b. Menarik
minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran bahwa
hal itu sangat menarik.
c. Sepanjang
sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
Latar
belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah atau pertanyaan
penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar
belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar
permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan
penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan
penelitian yang dimaksud harus relevan dengan rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya
mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Dengan kata
lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian
sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1)
Penjelasan atau alasan mengapa masalah atau pertanyaan penelitian yang diteliti
itu penting dan menarik untuk diteliti.
2) Beberapa
bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang
memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan/diteliti belum pernah
diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi)
harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
3) Kedudukan
masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas dengan
memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.
Dalam hal
ini para penulis sebaiknya menyadari bahwa pemilihan masalah harus didasarkan
atas minat dan penghayatan sendiri. Alasan pemilihan masalah yang paling tepat
adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Menurut
Prof.Dr. Winarno, memilih masalah adalah mendalami masalah itu, sehingga harus
dilakukan secara lebih sestematis dan intensif. Selanjutnya oleh Dr.Winarno
dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap
masalah yang dihadapi, dari aspek historis, hubungannya dengan ilmu yang lebih
luas, situasi dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan
lain-lainnya.
2. BATASAN MASALAH
Membuat
batasan masalah dalam kerangka penelitian meliputi hal-hal seperti jumlah
responden yang akan kita teliti. Agar tidak melebar, masalah penelitian
perlu dibatasi. Sebab, jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak
sesuai dengan kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi, maupun
waktu. Selain itu, hasilnya pun akan dangkal sehingga tidak memenuhi salah satu
syarat karya ilmiah.
3. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang akan dibahas dalam
karangan. Masalah yang dirumuskan harus merupakan hasil penspesifikasian atau
pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Jawabannya
diperoleh dari hasil analisis data. Kemudian yang harus diamati adalah wilayah
penelitian. Biasanya dalam wilayah penelitian yang sifatnya sangat besar, bisa
ditentukan dari beberapa kota, atau jika ingin ruang lingkup yang lebih kecil
maka kita bisa membuatnya hanya disatu tempat. Misalnya, bagi teman-teman yang
akan melakukan penelitian menyangkut skripsinya bisa membuat penelitiannya disatu
kampus saja. Tujuannya agar lebih efisien dan fleksibel.
4. TUJUAN PENELITIAN
a. Sebagai wahana melatih mengungkapkan
pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis
dan metodologis.
b. Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan
mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga
mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
c. Karya ilmiah yang telah ditulis itu
diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan
masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
d. Membuktikan potensi dan wawasan
ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam
bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan
pendidikan dari jurusannya.
e. Melatih keterampilan dasar untuk
melakukan penelitian.
5. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat
penelitian bagi penulis adalah berikut:
a. Melatih untuk mengembangkan keterampilan
membaca yang efektif.
b. Melatih untuk menggabungkan hasil
bacaan dari berbagai sumber.
c. Mengenalkan dengan kegiatan
kepustakaan.
d. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data
secara jelas dan sistematis.
e. Memperoleh kepuasan intelektual.
f.
Memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan.
g. Sebagai bahan acuan/penelitian
pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
6. HIPOTESIS
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo =
di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam
rangka kegiatan
ilmiah yang
mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya
sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada
perbedaan makna di dalamnya.
Tahap-tahap
pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
Dasar
penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau
peristiwa yang terlihat atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau
dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui.
Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang
tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat
bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis
preliminer (preliminary hypothesis)
Dugaan atau
anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini
digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang
terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara
eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan
hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis
yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya
dilaksanakan.
Dalam
penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya
dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang
perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi hipotesa
Pembentukan
hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata
apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara
sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan
bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur dibawahnya dan teringat
olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat
hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
5. Pengujian hipotesa
Artinya,
mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati. Dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi (pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi (penyalahan) terjadi jika usaha
menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bila mana
usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang
dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang
sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
Apabila
hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti
cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan / koroborasikan dengan
fakta.
CIRI-CIRI
HIPOTESIS YANG BAIK
Sebuah
hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal-hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis
harus mempunyai daya penjelas.
2) Hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel.
3) Hipotesis
harus dapat diuji.
4) Hipotesis
hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis
hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini
beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis
harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis
harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus
dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala
tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang
satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis
harus Dapat Diuji
Hipotesis
harus dapat diuji untuk dapat menerima atau menolaknya. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis
harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis
tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus
berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh
karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan berdasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
- Hipotesis
Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu
hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam
menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.
7. KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
Kajian
pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu
penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil
penelitian. Disamping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut
perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan.
Oleh karena
itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman
dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema
yang akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan utama
kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang
pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa
masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian pustaka
juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan
dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas.
Secara lebih
rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Menentukan dan membatasi permasalahan
penelitian.
b. Meletakkan penelitian pada perspektif
sejarah dan asosiasoinal.
c. Menghindari replikasi yang tidak
disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja terhadap penelitian
yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena hanya merupakan
pemborosan.
d. Menghubungkan penemuan dengan
pengatahuan yang ada dan ususlan untuk penelitian lebih lanjut.
Karena
tujuan ini, kajian pustaka bukanlah proses yang mudah dilakukan. Pembuatan
kajian pustaka menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang
pengatahuan yang pernah ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi
konsepnya. Kajian pustaka meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi,
menganalisis dan membuat sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta
melaporkan amatan dan pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang
direncanakan.
Dalam kajian
pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa
dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori
tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain, yaitu
kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda bacaan, kemudian
dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-temuan itu
harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Kegunaannya
adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian
tersebut karena ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat
relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.
8. METODOLOGI PENELITIAN
a. variable
1. Suharsimi
Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian.
2. Ibnu
Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau
fenomena yang diteliti.
3. Sutrisno
Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
4. M. Nazir
(1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
5. Variabel
adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani,
pedagang).
b. sampel
Sampel
adalah contoh, monster, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup
besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan
representatif sifatnya. Aktivitas pengumpulan sampel disebut sampling.
Sedangkan
populasi adalah totatlitas semua kasus, kejadian, orang atau hal. Populasi
dapat berwujud sejumlah manusia, kurikulum, manajemen, alat-alat mengajar, cara
mengajar, peristiwa. Dari semua populasi harus dapat ditegaskan/ditemukan
ciri-ciri atau sifat-sifat populasi bila akan dijadikan obyek penelitian.
Tujuan
peneliti mengambil sampel adalah memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian
dengan jalan hanya mengamati sebagian saja dari populasi. Hal ini dilakukan
karena berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan.
c. sumber
data
Berdasarkan
sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data
primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau
data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara,
diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran
kuesioner.
2. Data
Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku,
laporan, jurnal, dan lain-lain.
d. pengumpulan
data
Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
1. Teknik observasi
Teknik
observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang
diamati disebut observe.
Kriteria
pengamatan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian adalah :
a. Pengamatan
termasuk kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data yang direncanakan.
b. Pengamatan
dilakukan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.
c. Pengamatan
dilakukan dengan pencatatan yang cermat.
d. Pengamatan
mengumpulkan data yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Macam-macam
teknik observasi meliputi hal-hal berikut :
a.
Teknik
observasi partisipasi
Bila observer terlibat di
dalamnya bersama dengan observe untuk beberapa waktu.
b.
Teknik
observasi nonpartisipasi
Bila observer tidak
terlibat di dalamnya.
c.
Teknik
pengamatan berstruktur.
Bila observer sudah
mengetahui aspek/gejala yang akan diamati.
d.
Teknik
pengamatan tidak berstruktur.
Bila observer belum
mengetahui aspek/gejala yang akan diamati,tetapi hanya mencatat gejala yang
terjadi pada objek yang diamati.
Kebaikan
teknik observasi adalah :
a. Murah
dan mudah dilaksanakan.
b. Dapat
dilakukan secara serempak dengan observer lebih dari satu.
c. Observer
yang sibuk biasanya tidak keberatan untuk diamati.
Kelemahan
teknik observasi adalah :
a. Banyak
peristiwa psikis yang tidak dapat diamati, misalnya cinta, simpatik,
harapan,dll.
b. Observee
dapat sengaja memberikan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya.
c. Observasi
banyak dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak dapat diamati.
2. Teknik wawancara / interview
Teknik
wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada
responden. Orang yang mewawancarai disebut interviewer dan orang yang
diwawancarai disebut interviewe.
Pedoman
wawancara meliputi hal-hal berikut :
a.
Berstruktur : pedoman wawancara disusun secara terinci.
b.
Tidak berstruktur : pedoman wawancara hanya memuat garis besar.
Langkah-langkah
pelaksanaan wawancara meliputi hal-hal sbb :
a.
Membuat pedoman wawancara.
b.
Menetapkan sampel bila memakai sampel
c.
Latihan wawancara.
d.
Mulai wawancara yang sebenarnya.
Kebaikan
teknik wawancara adalah :
a. Dapat
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
b.
Hasil kesimpulan lebih teliti.
c. Bila
daftar pertanyaan uniform (seragam) dapat dilakukan oleh petugas.
Kelemahan
teknik wawancara adalah:
a.
Mudah terpengaruh oleh situasi sekitar.
b.
Kurang efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
c.
Pelaksanaannya kaku.
3. Teknik angket ( kuesioner )
Teknik
angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh responden.
Jenis –
jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
a. Angket
langsung : informasi tentang dirinya sendiri.
b. Angket
tidak langsung : informasi tentang orang lain.
Langkah
penyusunan angket meliputi hal – hal berikut :
a.
Menentukan variabel yang akan dipergunakan.
b.
Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
c.
Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
d.
Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
Kebaikan teknik angket adalah sebagai berikut :
a.
Efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
b.
Hasil dapat segera diumumkan.
c.
Dapat menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak.
Kelemahan teknik angket adalah sebagai berikut :
a.
Banyak unsur pribadi yang tidak terungkap.
b.
Sulit menyusun item yang tepat.
c.
Jawaban bisa subjektif.
4. Teknik kepustakaan / studi pustaka
Teknik
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan melalui telaah/ studi dari
berbagai laporan penelitian dan buku literature yang relevan.
Faktor – faktor
yang harus diperhatikan meliputi hal – hal berikut :
a. Diperlukan
sebanyak mungkin pustaka yang relevan.
b. Harus
tetap berpegang pada kerangka penelitian.
c. Diperhatikan
keserasian tujuan penelitian dengan pustaka yang digunakan.
d. Diperlukan
sumber pustaka dan penulis pustaka tersebut.
Keuntungannya
yaitu tidak menghabiskan banyak biaya dan waktu.
Kelemahannya yaitu
kurangnya tingkat kedalaman masalah yang dianalisis dan kurangnya
ketergantungan hasil penelitian terhadap pustaka yang digunakan.
5. Teknik analisis isi media massa
Teknik
analisis isi media massa adalah teknik pengumpulan data dengan cara
menganalisis isi media massa. Media massa dijadikan sumber untuk pengumpulan
data, misalnya radio, televisi, Koran, majalah, dan buletin.
Berita yang
dapat dijadikan data adalah sbb :
a.
Berita yang objektif / apa adanya.
b.
Tidak memihak sehingga tidak menyesatkan pengumpulan data.
c.
Mengandung wawasan ilmiah.
d.
Beritanya actual.
Cara
mengumpulkan data adalah sbb :
a. Apabila
data bersumber dari radio atau televise biasanya direkam dengan kaset, ditulis
isi beritanya ditulis kapan berita itu disiarkan, dan ditulis nama sumber
berita itu.
b. Apabila
data bersumber dari surat kabar, majalah, dan bulletin dibuat kliping yang
lengkap, ditulis nama sumber berita, dan tanggal pemberitaan serta dibuat
pengelompokkan kliping sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan.
Kelebihannya
adalah sebagai berikut :
a. Ruang
lingkup luas.
b. Dapat
diperoleh data sebanyak – banyaknya sesuai dengan keinginan.
c. Tidak
hanya memuat data tentang fakta, tetap[I juga opini dan interpretasi.
Kelemahannya
adalah sebagai berikut :
Pengungkapan
fakta yang kurang teliti karena singkatnya waktu dan keterbatasan
menyelami peristiwa.
6. Teknik test
Untuk
pengumpulan data dapat juga dengan cara test. Test adalah serentetan pertanyaan
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan,
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Ada dua
macam test, yaitu :
a. Test
buatan perorangan ( missal buatan guru ) yang belum melalui uji coba berkali –
kali sehingga belum teruji kebaikannya.
b. Test
standard yaitu tes yang dibuat oleh para ahli yang telah diujicobakan dan cukup
baik,misalnya test IQ.
Pedoman
pelaksanaan test meliputi hal – hal sbb :
a. Harus
ada panduan yang jelas tentang cara mengisi test.
b. Tersedianya
waktu yang memadai.
c. Pada
waktu pelaksanaan test situasi lingkungan harus mendukung, tenang, aman, dan
terang.
d. Test
diberikan lebih dari satu orang sebagai bahan pembanding.
e. Mempunyai
ijin dari lembaga / instansi tempat pelaksanaan test
Tidak ada komentar:
Posting Komentar